Sabtu, 12 Agustus 2023

SUAMI YANG DIRINDUKAN

Dear Suamikuu...

Terima kasih banyak telah menjadi imam terbaikku..mengajariku tentang banyak hal, wawasan, kebijaksanaan, selalu mensupport dalam segala hal, memberikan kasih sayang yang luar biasa, selalu menghangatkan suasana, bersedia bertumbuh bersama dan bertanggung jawab penuh terhadap keluarga, sungguh bila orang lain tau betapa baik,pengertian, bijaksana, tanggung jawab dan penuh kasih sayangnya engkau terhadap istri dan anak²mu maka mereka semua akan iri..kepadaku..masyaa Allah...

Terima kasih, jazakumulloh khayran katsiron suamiku tercinta...tepat dihari ini 19 tahun yang lalu Allah izinkan engkau mengikat dan menghalalkanku...bersamamu sungguh terasa amat singkat rasanyaa...teruslah memuda bersama...jangan pernah pensiun dalam berkarya dan berbuat manfaat yg seluas²nya kepada umat untuk mencari keridhaan Allah subhanahuwata'ala 

Semoga Allah izinkan kita untuk selalu jalan beriringan didunia dan berkumpul disurgaNya kelak diakhirat.

aamiin yaa Robbalalamiin..






Minggu, 17 Agustus 2014

Belajar jadi EO dan Leadership

Tanggal 17 Agustus 2014 adalah hari bersejarah buat kami alias aku dan suamiku,alhamdulillah selain moment perayaan hari kemerdekaan RI merupakan moment bersejarah kemerdekaan buat mobil kami yg telah 3 tahun kami cicil tiap bulan,rasa bahagia luar biasa bagi kami terutama bagiku yg merasakan kelegaan luar biasa karena bisa melunasinya saat ini,karena seharusnya masih 2tahun lagi.Tiap hari ku senantiasa berdoa agar Alloh membebaskan kami dari belenggu hutang piutang yg membelit kami.Aku ga malu menulis kisah kami ini,meskipun mungkin ada orang lain yg berkomentar hutang aja kok ditunjuk-tunjukin gengsi ah yaa...padahal yg komen juga punya banyak hutang qiqiqii..

Inilah kebahagiaanku.....,kebahagiaan kalian ya lain lagi lah yaa...

benar-benar surprise dari Alloh SWT karena kami bisa melunasi cicilan mobil ini dengan tidak harus gali lubang untuk menutupi lubang kami.Dulu ketika kami memutuskan untuk ambil mobil itu sempat ada mised antara diriku dengan suamiku,aku pingin kontrak perjanjiannya maksimal 3 tahun aja eeh lha  kok ternyata suami ambil 5 tahun.

Taukan apa artinya?

Kami harus nyicil 5 tahun lamanya...tau sendirikan 5 tahun bukanlah waktu yang singkat untuk urusan utang...bunga nya itu looh...jadi guede banget...cekot-cekot deh kepala kalo mikirin...

Subhanalloh...Alloh menyayangi kami yang segera pingin terbebas dari jeratan bunga utang. Alloh mendengarkan rintihan doaku di sepanjang waktu...hingga pas 3 tahun sesuai dengan niat awalku akhirnya kami bisa membayarnya. Makin yakin dengan kuasaNya...tiada yang tidak mungkin bagiNya...apapun itu...jika Alloh berkehendak maka terjadilah...Kun Fa Yakuun..

nah...ditengah-tengah kebahagiaan itu muncul ide dari suamiku untuk merayakannya...hee...merayakan kemerdekaan Mobil kita ya Mi...katanya...
hyuks kita jalan-jalan...kan udah lama kita ga jalan-jalan Mi..tambah suamiku...

akhirnya hari Minggu itu kami jalan-jalan sekedar jalan...buat refreshinglah...
sate lempet di daerah Kusamba yang jadi destination kami hehehee..

pernah saat liburan kesana ngantri sate lempet ga kebagian...kuciwa deeh...akhirnya kemarin karena agak pagian berangkatnya,dapatlah kita makan disana...

kesampaian juga akhirnya...

pulangnya kita sempat mampir di masjid sekitar pantai itu deuh namanya apa yaa...kok lupa ga dicatet sih yaa..habis sholat dhuhur cuzz pulang dengan melalui jalan yang berbeda dari berangkatnya..

hmm..menikmati keindahan pulau Bali yang asri dan tertata rapi...cukup menyegarkan pandangan mata yang sehari-hari hanya menatap lalu lalang kendaraan dan ruko-ruko yang penuh dengan barang-barang jualan mereka...

di sepanjang perjalanan pulang kami lihat banyak warga yang sedang merayakan Agustusan dengan berbagai perlombaan...

dari situ muncul inspirasi dari mas Royyan untuk bikin lomba sendiri di komplek bareng temen-temennya...dan...akhirnya kamipun setuju tuk adain perlombaan sederhana dengan EO mas Royyan...


 
sekalian melatihnya untuk menjadi leader di masa yang akan datang. Pengalaman berharga ini pasti akan dia kenang kelak ketika dia dewasa. Akan menjadi kenangan manis di masa kecil masa-masa bermainnya.sedemikian rupa si mas menyiapkan sendiri perlombaan dan perlengkapan yang dibutuhkan dibantu sama dek Hanun.Dia undang temen-temennya di komplek dan mereka semua Alhamdulillah kompak mau diajakin smua...yess...
 
nah giliran ayah uminya yang ditagih buat sediain hadiahnya :)
setelah negosiasi yang cukup a lot akhirnya kami sepakat untuk membelikan hadiah dengan budget yang telah ditentuin 100rb saja hee...dan hadiahnya disepakati berupa alat tulis plus buku tulis.
 
lomba pun berjalan lancar di sore harinya dan ummi sebagai juri...
sayang dokumentasinya cuma dikit gegara hp low bat..
 
seru banget permainan anak-anak...mereka meskipun masih kecil pada sportif looh...dan akhirnya dapet deh pemenangnya...dan sore itu juga kita serahin hadiah2nya :)
 
aahh...hari yang begitu menyenangkan buat kami...
begitu terkesannya anak-anak...kami pun juga merasakannya..ikut merasakan kepuasan dan kebahagiaan mereka
 

dari kiri TimotI,Mas Royyan,Adek Hanun,Adnan dan Agas
Dan akhirnya semua selesai dan pulang kerumah masing-masing karena sudah maghrib.
Mas Royyan dengan begitu semangatnya bilang,tahun depan kita adain lomba-lomba lagi ya Miii...
 
iya sayaaang...in shaa Alloh....umi selalu mendukungmu...demi masa depanmu yang lebih baik.
 
 
 
 
 

Senin, 23 Juni 2014

CATATAN MENARIK UNTUK PARA PENDIDIK


CATATAN MENARIK UNTUK PARA PENDIDIK




Kisah Dr. Renald Kasali:

Lima belas tahun lalu saya pernah mengajukan protes pada guru sebuah sekolah tempat anak saya belajar di Amerika Serikat.

Masalahnya, karangan berbahasa Inggris yang ditulis anak saya seadanya itu telah diberi nilai E (excellence) yang artinya sempurna, hebat, bagus sekali.
Padahal dia baru saja tiba di Amerika dan baru mulai belajar bahasa. Karangan yang dia tulis sehari sebelumnya itu pernah ditunjukkan kepada saya dan saya mencemaskan kemampuan verbalnya yang terbatas. Menurut saya tulisan itu buruk, logikanya sangat sederhana.

Saya memintanya memperbaiki kembali, sampai dia menyerah. Rupanya karangan itulah yang diserahkan anak saya kepada gurunya dan bukan diberi nilai buruk, malah dipuji. Ada apa? Apa tidak salah memberi nilai? Bukankah pendidikan memerlukan kesungguhan? Kalau begini saja sudah diberi nilai tinggi, saya khawatir anak saya cepat puas diri.
Sewaktu saya protes, ibu guru yang menerima saya hanya bertanya singkat. "Maaf Bapak dari mana?" "Dari Indonesia," jawab saya. Dia pun tersenyum.
Budaya Menghukum
Pertemuan itu merupakan sebuah titik balik yang penting bagi hidup saya. Itulah saat yang mengubah cara saya dalam mendidik dan membangun masyarakat .

"Saya mengerti," jawab ibu guru yang wajahnya mulai berkerut, namun tetap simpatik itu. "Beberapa kali saya bertemu ayah-ibu dari Indonesia yang anak-anaknya dididik di sini,"lanjutnya. "Di negeri Anda, guru sangat sulit memberi nilai. Filosofi kami mendidik di sini bukan untuk menghukum, melainkan untuk merangsang orang agar maju. Encouragement! " Dia pun melanjutkan argumentasinya.

"Saya sudah 20 tahun mengajar. Setiap anak berbeda-beda. Namun untuk anak sebesar itu, baru tiba dari negara yang bahasa ibunya bukan bahasa Inggris, saya dapat menjamin, ini adalah karya yang hebat," ujarnya menunjuk karangan berbahasa Inggris yang dibuat anak saya. Dari diskusi itu saya mendapat pelajaran berharga. Kita tidak dapat mengukur prestasi orang lain menurut ukuran kita.

Saya teringat betapa mudahnya saya menyelesaikan study saya yang bergelimang nilai "A", dari program master hingga doktor. Sementara di Indonesia, saya harus menyelesaikan studi jungkir balik ditengarai ancaman drop out dan para penguji yang siap menerkam. Saat ujian program doktor saya pun dapat melewatinya dengan mudah.

Pertanyaan mereka memang sangat serius dan membuat saya harus benar-benar siap. Namun suasana ujian dibuat sangat bersahabat. Seorang penguji bertanya dan penguji yang lain tidak ikut menekan, melainkan ikut membantu memberikan jalan begitu mereka tahu jawabannya. Mereka menunjukkan grafik-grafik yang saya buat dan menerangkan seterang -terangnya sehingga kami makin mengerti. Ujian penuh puja-puji, menanyaka n ihwal masa depan dan mendiskusikan kekurangan penuh keterbukaan. Pada saat kembali ke Tanah Air, banyak hal sebaliknya sering saya saksikan. Para pengajar bukan saling menolong, malah ikut "menelan" mahasiswanya yang duduk di bangku ujian.

Ketika seseorang penguji atau promotor membela atau meluruskan pertanyaa n, penguji marah-marah, tersinggung, dan menyebarkan berita tidak sedap seakan-akan kebaikan itu ada udang di balik batunya. Saya sempat mengalami frustrasi yang luar biasa menyaksikan bagaimana para dosen menguji, yang maaf, menurut hemat saya sangat tidak manusiawi. Mereka bukan melakukan encouragement, melainkan discouragement. Hasilnya pun bisa diduga, kelulusan rendah dan yang diluluskan pun kualitasnya tidak hebat-hebat betul. Orang yang tertekan ternyata belakangan saya temukan juga menguji dengan cara menekan.

Ada semacam balas dendam dan kecurigaan. Saya ingat betul bagaimana guru- guru di Amerika memajukan anak didiknya. Saya berpikir pantaslah anak- anak di sana mampu menjadi penulis karya-karya ilmiah yang hebat, bahkan penerima Hadiah Nobel. Bukan karena mereka punya guru yang pintar secara akademis, melainkan karakternya sangat kuat: karakter yang membangun, bukan merusak.

Kembali ke pengalaman anak saya di atas, ibu guru mengingatkan saya.

"Janganlah kita mengukur kualitas anak-anak kita dengan kemampuan kita yang sudah jauh di depan," ujarnya dengan penuh kesungguhan. Saya juga teringat dengan rapor anak-anak di Amerika yang ditulis dalam bentuk verbal.

Anak-anak Indonesia yang baru tiba umumnya mengalami kesulitan, namun rapornya tidak diberi nilai merah, melainkan diberi kalimat yang mendorongnya untuk bekerja lebih keras, seperti berikut. "Sarah telah memulainya dengan berat, dia mencobanya dengan sungguh-sungguh. Namun Sarah telah menunjukkan kemajuan yang berarti." Malam itu saya mendatangi anak saya yang tengah tertidur dan mengecup keningnya. Saya ingin memeluknya di tengah-tengah rasa salah telah memberi penilaian yang tidak objektif.

Dia pernah protes saat menerima nilai E yang berarti excellent (sempurna) , tetapi saya mengatakan "gurunya salah". Kini saya melihatnya dengan kacamata yang berbeda.
Melahirkan Kehebatan
Bisakah kita mencetak orang-orang hebat dengan cara menciptakan hambatan dan rasa takut? Bukan tidak mustahil kita adalah generasi yang dibentuk oleh sejuta ancaman: gesper, rotan pemukul, tangan bercincin batu akik, kapur, dan penghapus yang dilontarkan dengan keras oleh guru, sundutan rokok, dan seterusnya. Kita dibesarkan dengan seribu satu kata-kata ancaman: Awas...; Kalau,...; Nanti,...; dan tentu saja tulisan berwarna merah menyala di atas kertas ujian dan rapor di sekolah.

Sekolah yang membuat kita tidak nyaman mungkin telah membuat kita menjadi lebih disiplin.
Namun di lain pihak dia juga bisa mematikan inisiatif dan mengendurkan semangat. Temuan-temuan baru dalam ilmu otak ternyata menunjukkan otak manusia tidak statis, melainkan dapat mengerucut (mengecil) atau sebaliknya, dapat tumbuh. Semua itu sangat tergantung dari ancaman atau dukungan (dorongan) yang didapat dari orang-orang di sekitarnya. Dengan demikian kecerdasan manusia dapat tumbuh, sebaliknya dapat menurun. Seperti yang sering saya katakan, ada orang pintar dan ada orang yang kurang pintar atau bodoh. Tetapi juga ada orang yang tambah pintar dan ada orang yang tambah bodoh.

Mari kita renungkan dan mulailah mendorong kemajuan, bukan menaburkan ancaman atau ketakutan. Bantulah orang lain untuk maju, bukan dengan menghina atau memberi ancaman yang menakut-nakuti.
 
 

Kamis, 26 September 2013

Diantara suka ada duka

Pagi ini kuterbangun dengan penuh rasa syukur,

Alhamdulillahi Robbil 'Alamiin....

kubangunin anak lelakiku si Mas Royyan dengan bercanda riang hingga dia terbangun.Seperti biasa ku ingatkan dia tuk sholat subuh lebih dahulu.Si Kakak entah kenapa dia selalu ga nyaman ketika harus mencuci mukanya,hingga dia hanya mencuci matanya saja..
segera dia ku minta buat sholat subuh namun gitu deh karena sholat itu mesti wudhu lebih dulu dia jadi glendat glendot gitu.

akhirnya dengan terpaksa aku menakutinya dengan bilang ;

"kalo ga mau wudhu itu karena sedang digodain sama setan,setan takut ma air, makanya kalo mau setannya pergi harus diusir pakai air wudhu...alhasil larilah dia segera ke kamar mandi...daan alhamdulillah akhirnya dia sholat subuh sendirian karena udah ditinggal ayahnya pergi ke masjid"

Alhamdulillah ini merupakan prestasi mas Royyan yang pertama di pagi ini,ummi sangat menghargainya anakku.

lagi, prestasi keduanya setelah sholat dia langsung ambil buku ngajinya dan dengan semangatnya minta disimak,subhanallah...kebahagiaan tersendiri buat ummi lihat anak ummi bersemangat tuk belajar Al Quran,semoga terjaga sampai usiamu ya nak...hanya itu tabungan ummi dimasa hidup ummi,mengajarkanmu Al Quran sebagai pedoman hidupmu kelak.

Aktivitas Jumat pagi seperti biasa berjalan dengan lancar Alhamdulillah..

Namun ketika hendak berangkat kerja,ada berita kurang menyenangkan hati,
apakah itu...berita antara seneng dan tidak seneng huuuffft...

suami kabarin mau ke Jakarta hari Senin karena mau ada assesment,masya Allah...
alamat deh..udah berfikiran buruk aja nih...ampuni aku ya Allah..
semoga setelah assesment suamiku masih tetep dapat penempatan di Pulau Bali tercinta ini,(Nasib PNS yang selalu diputer-puter).
Setelah kulihat begitu semangatnya suamiku tuk kembangin usaha kami,akankah?????

oh ya Allah Engkau maha Pengasih dan Penyayang,kasihi dan sayangi kami,
ijinkan suamiku menemani kami di Bali dulu sampai 1 agenda yang kujalani saat ini selesai lebih dulu.

To be continue deeeh....

*Semoga Allah mengabulkan doa kami,agar keluarga kami bisa selalu berkumpul.aamiin..



 

Kamis, 29 Agustus 2013

Ketik 10 Jari Buta

assalamualaykum bloggers,

rasanya udah lamaaaaa banget ga ngeblog nih...
padahal banyak banget yang pingin ditulis tapi hmmm selalu merasa kekurangan waktu nih..
harus giat belajar me manage waktu nih yaa...

ceritanya pagi ini lagi buka-buka email trus ketemu email masuk dari YukBisnis Hot tentang Ini 1 Hal Sederhana Yang Akan Meningkatkan Produktivitas Anda iseng-iseng kucoba dan tralalaa...ini lah hasilnya...

 
 
Hehehe...seru banget rasanya,tiap hari latihan aahh...biar makin produktif.
hayo kalian coba kemampuan kalian juga yaa...
tinggalkan yang namanya mengetik 11 jari beralih ke 10 jari buta hehehee...kayak iklan ajah..  ;)
 
segera praktek ya dear...biar trampil....
 
 
selamat jumat barokah....





 

Senin, 26 November 2012

Anakmu Masa Depanmu


Sejujurnya saya belum terlalu percaya diri bila menulis tentang mendidik anak. Sebab, menurut saya, keberhasilan mendidik anak baru akan terlihat saat mereka telah berkeluarga. Bukan saat mereka hebat di masa anak-anak atau bisa kuliah di perguruan tinggi ternama dengan indeks prestasi yang tinggi. Nah, dari lima anak saya, belum ada satupun yang menikah –Ayo siapa yang mau menjadi menantu saya? Hehehehe….
Anak pertama dan kedua saya di Jerman. Anak pertama kuliah di Unisba Bandung dan saat ini sedang menjalani program homestay di Stuttgart. Anak kedua kuliah di Technical University Berlin (Technische Universität Berlin). Anak ketiga di SMP Al-Falah, Surabaya, Anak keempat SMP Bina Insani, Bogor dan si bungsu di SD Pelita Insani, Bogor. Namun demikian, semoga tulisan ini bisa menjawab beberapa pertanyaan orang kepada saya tentang mendidik anak.
Ada tiga hal yang harus dilakukan agar anak-anak tumbuh menjadi generasi yang hebat. Pertama, tetapkanlah budaya atau nilai-nilai di dalam rumah. Bila bekerja di kantor ada corporate culture dan corporate value atau nilai-nilai perusahaan, maka di dalam rumah juga perlu dibuat nilai-nilai yang dihayati seluruh penghuni rumah. Di rumah saya, nilai-nilai tersebut disingkat ICA; kepanjangan dari Integritas, Customer Focus dan Agama.
Semua anggota keluarga harus memiliki integritas yang kuat, perkataan dan kejujurannya harus bisa dipegang. Tidak boleh mengambil sesuatu yang bukan miliknya tanpa seizin yang punya. Bila menginginkan sesuatu yang menjadi milik anggota keluarga lain, maka ia harus meminta izin.
Customer Focus bermakna semua anggota keluarga harus menghormati dan melayani customer. Di dalam rumah saya, customer itu ada dua. Pertama,customer internal berarti semua yang tinggal menetap di rumah yang bukan dirinya. Kedua, customer eksternal yaitu semua saudara dan tamu yang hadir ke rumah. Wajib hukumnya semua anggota keluarga saling menghargai dan melayani customernya. Istri, anak dan pembantu di rumah adalah customer bagi saya. Sementara saya adalah customer bagi istri, anak dan pembantu saya.
Sedangkan Agama bermakna semua anggota keluarga harus menjadikan agama sebagai pedoman dalam hidup dan menentukan pilihan. Tidak boleh ada anggota keluarga yang secara sengaja melakukan hal-hal yang dilarang agama. Selain itu, semua anggota keluarga harus berjuang keras melakukan semua yang diperintahkan agama. Berpegang teguh kepada agama bukan hanya masalah ritual tetapi dalam semua aspek kehidupan.
Masih ada dua hal lagi yang harus kita lakukan untuk menyiapkan anak menjadi generasi hebat di masa yang akan datang. Saya akan lanjutkan tulisannya besok, ya… Sekarang saaatnya bekerja untuk anak-anak kita.

 Jamil Azzaini

Kamis, 22 November 2012

Anak adalah Amanah dan Ujian

Subhanalloh..di Jumat pagi yang cerah ini,9 Muharom 1434 H adalah Jumah Mubarokah untukku,Alloh memberikan Sarapan bergizi berupa sajian bacaan yang sarat dengan inspirasi dan motivasi untuk suatu perubahan hidup melalui sistem pendidikan yang harus dimulai dari diri sendiri dan dari rumah yang bisa dilakukan oleh para orang tua.

Banyak ilmu yang dapat diambil dari berbagai tulisan Inspirator Ayah EDI melalui tulisan-tulisannya.
tentang bagaimana mendidik anak dari sudut pandang anak bukan orang tua.Karena selama ini kebanyakan kita mendidik anak-anak kita berdasarkan keinginan orang tua.sehingga mengabaikan apa yang menjadi keinginan anak,seperti apa anak ingin diperlakukan.

Dengan mengikuti berbagai seminar parenting (PSPA),membaca artikel dan juga buku-buku parenting dan pola pengasuhan anak (Ayah Edi,Abah Ihsan,Asma Nadia dan Neno Warisman) ,diriku sangat bersyukur banget dan berkeinginan besar ingin mendidik anak-anakku dengan lebih baik tidak sekedar mewarisi turun temurun yang diajarkan orang tuaku saja,karena melihat kenyataan jaman kecilku dulu berbeda banget dengan perkembangan jaman sekarang ini.

Aku ingin anak-anakku kelak menjadi orang yang bermanfaat di keluarga,masyarakat,agama dan negara ,sukses dunia akhirat dengan akhlaq yang baik dan taat pada Robbnya,anak-anak yang cerdas,yang berkarakter,yang senantiasa diberi kelapangan Rizki oleh Alloh serta diluruskan jalannya,senantiasa berpegang teguh pada tali agama Alloh dan dimudahkan segala urusannya.Aamiin..dengarkanlah dan kabulkanlah doaku ya Robb...

Semoga Ummi bisa melaksanakan perintah dan amanah dari Alloh ya Nak..
Karena sesungguhnya "ANAK-ANAK" adalah "UJIAN " dari Alloh SWT.



 

SUAMI YANG DIRINDUKAN

Dear Suamikuu... Terima kasih banyak telah menjadi imam terbaikku..mengajariku tentang banyak hal, wawasan, kebijaksanaan, selalu mensupport...